Teringat selentingan obrolan teman-temanku,
"Mayor kamu apa sih?"
"IPMM dong,
THH itu kan cuma SC." Lalu kami
tertawa mendengar lelucon itu.
Mungkin sekilas hanya lelucon, tapi sebenarnya lelucon tadi menggambarkan
bagaimana posisi IPMM (Ikatan
Pelajar dan Mahasiswa Minang).
Sebenarnya IPMM itu apa??
Sehingga harus mengorbankan
sebagian besar waktu untuk bisa
menyukseskan beberapa even acara yang sebenarnya tidak
terlalu besar?
Sebenarnya IPMM itu apa?? Sehingga harus bolos kuliah?
Sebenarnya IPMM itu apa?? Sehingga harus mengorbankan
perasaan dan meneteskan
air mata?
Sebenarnya IPMM itu apa?? Sehingga harus tidak tidur
sepanjang malam??
Setiap mereka punya jawaban masing-masing,
dan alasan masing-masing.
Termasuk aku.
Sebenarnya aku sendiri tidak
yakin dengan
alasanku.
Bagiku sederhana, disana ada sahabat-sahabatku
yang sedang berjuang, maka aku ikut berjuang. Seandainya tidak
ada mereka, maka aku juga
tidak
akan ada disana. Tapi aku punya lelucon sendiri. Disini
aku mengambil Mayor
ganda, IPMM dan CSS, ditambah
bonus SC, Proteksi Tanaman. Seperti segitia
terbalik. Maka dilema
terbesar adalah ketika terjadi bentrok
antara 2 mayor. Harus ada 1 yang
dipilih. Harus ada
biaya imbangan yang harus dikorbankan. Dan akan
muncul selentingan, "Dasar anak Omda!" atau "Dasar anak
CSS!". Tapi
untung
saja tdk ada selentingan
"Dasar anak PTN.!"
Di tubuh departemenku sendiri, untung
saja aku tidak terlalu diperhitungkan. Ibarat mentimun
bungkuk,
masuk karung tapi tidak masuk hitung. Aku hanya
terkenal sebagai "mahasiswa tukang tidur"
dan "mahasiswa rempong"
Apapun itu, aku hanya ingin memperjuangkan sesuatu yang
menurutku harus aku perjuangkan. Walaupun
sekilas aku adalah mahasiswa imitasi, yang
tidak
serius menekuni jurusanku sendiri.
Harapanku untuk
kedepan adalah muncul selentingan,
"Dasar, anak Proteksi Tanaman!!!"
-Bogor, 7 November 2011-